Arsitektur Bani Umayyah


MASJID AGUNG DAMASKUS (SIRIA)

Damaskus sebuah kota terletak di tepian sungai Barada. Sejak tahun 64 SM dikuasai oleh Roma, pemerintah dan penduduknya memeluk agama Kristen. Pada tahun 636 M kekuasaan beralih ke tangan Arab yang muslin di bawah Muawiyah pendiri Dinasti Umayyah (661-750), menjadikan Damaskus pusat pemerintahan. Sejarah panjang kota Damaskus dengan berbagai pemerintahan berbeda agama dan budaya membuat banyak peninggalan arsitektur percampuran dari unsure-unsur gereja, kuil dan masjid. Gereja st. John  berasal dari sebuah kuil Romawi, dikelilingi tembok dirombak pada jaman Kristen. Kemudian al-Walid (705-15) mengambil alih dan menjadikannya masjid, hingga sekarang terkenal  dengan nama masjid Agung Damaskus.
Tembok keliling dirombak sehingga terbentuk pola Hypostyle yaitu berupa sebuah sahn yaitu halaman dalam berbentuk segi empat dikelilingi oleh bagian bangunan beratap. Sisi terpanjang sekitar 150 M, tegal lurus sumbu arah kiblat, sisi terpendeknya sekitar 95 M berimpit dengan arah kiblat. Luas masjid sekitar 14.250 M2 , denga bentuk denah tersebut, susunan jamaah dalam bersembahyang, melebar kea rah kiblat. Konstruksi, bentuk dan ornament-ornamen bagian depan sangat jelas mendapat pengaruh arsitektur Romawi.
Yulianto sumalyo, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 58

MASJID AGUNG DI KUFA (IRAK)

Tercatat iyad ibn Abih, salah seorang gubernur dari pemerintahan Umayyah, masjid direnovasi dan perluas dengan ruang-ruang beratap datar disangga oleh kolom-kolom batu. Menurut Tabari (838-923) seorang sejarawan dan teolog, penentuan luas masjid dengan cara memerintahkan seseorang untuk melempar tombak ke empat arah mata angin, yang diarah kiblat (selatan) kemudian ditempatkan dinding kiblat, dengan cara ini ternyata dinding dan lajur kolom-kolom tepat kea rah kiblat.
Denah majid Kufa, berpola hypostyle seperti masjid Nabi. Di tengah terdapat halaman dalam atau sering disebut sahn atau zulla, dikelilingi oleh riwaq, haram atau ruang sembahyang yang utama. Selain dinding luar yang sangat tebal, di dalam tidak ada dinding. Denah terbentuk oleh dinding keliling tebal ini, hamper bujur sangkar, panjang masing-masing dinding sisi tidak banyak berbeda, lebih kurang 125 M. selain merenovasi Masjid agung, Ziyad ibn abih pada waktu bersamaan juga membangun istana, berfungsi selain sebagai tempat tinggal juga menjadi tempat admnistrasi pemerintahan. Bangunan sejenis ini kemudian disebut dar al-Imara, yang artinya rumah gubernur. Istana menempel dengan masjid, sebagian dinding utara istana, menjadi satu dengan dinding selatan masjid. Konon hal ini agar gubernur atau khalifah dapat masuk ke masjid tanpa melalui jamaah lainnya.
Yulianto sumalyo, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm.56-57


MASJID AGUNG KORDOBA (SPANYOL)

Masjid Agung Kordoba mula pertama dibangun oleh abdur Rahman I (756-788) pendiri dinasti Umayyah di Spanyol, melengkapi kota selain sebagai pusat pemerintahan juga pusat kebudayaan muslim. Masjid Agung Kordoba merupakan bentuk pengulangan arsitektur masjid Agung Damaskus. Membangun masjid pada lokasi dan bangunan peninggalan Kristen seperti masjid agung Damaskus. Pembangunan masjid dimulai pada 786 dan 787 di tepian sungai Guadalquivir.Denah masjid agung Kordoba juga memakai bentuk arsitektur klasik hypostyle. Mula pertama pada masa Abdur Rahman I, bentuknya segi empat panjang melebar, sisi panjang tidak kurang dari 80 M tegal lurus dengan kiblat, sisi pendek sekitar 40 M, terdiri dari 12 deretan kolom dan sebelas lajur.
Yulianto sumalyo, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm.221


KUBAH BATU KARANG

Abul Malik peguasa V (685-705) salah seorang pemimpin terkuat dari Dinasti Umayyah mempunyai perhatian besar pada Jerussalem. Dia membangun Kubah Batu (dome of the rock atau qubat al saka)di Jerussalem, higga saat ini menjadi salah satu monumen Islam terbesar. Kubah Batu karang terletak di atas buki karang dariGunung Moriah dibangun antara tahun 687-692. Gunung Moriah diidentifikasikan sebagai tempat Nabi Ibrahimakan mengorbankan putranya Nabi Ismail untuk dipersembahkan  kepada Allah kemudia dihentikan oleh malaikat.
Kubah Batu karang menjadi tempat suci ketiga dari Islam setelah mekah dan madinah, merupakan salah satu monumen Islam tertua di dunia. Puncak bukit Moriah dimana kubah batu karang ini berdiri dipercaya oleh umat islam sebagai tempat Isra’ Miraj Nabi Muhammad SAW.


ISTANA ALJAFERIA DI SARAGOSA (1046-1081)

Sejak abad VIII-XII Saragosa sebuah kota pusat kebudayaab muslim, sebelum jatuh ke tangan Alfonso VI dari Leon pada 1085, saragosa di bawah Dhu Nunid, amir Muslim. Tidak banyak peninggalan muslim di Saragosa. Di antara yang sedikit itu ada bekas dinding kota dan sebagian dari istana di dalam sebuah benteng didirikan dalam periode Muluk at-tawa antara 1046-1081, disebut Aljaferia. Aljaferia diambil dari nama pendirinya Abu Ja’far Ahmadsalah satu dari “raja kecil” atau amir.. Bentuknya segi empat  tidak teratur, sisi saling berhadapan  sedikit tidak sejajar. Dinding keliling kombinasi batu dan bata, di dalamnya terdapat sebuah masjid diberi nama al-muqtadir dari bata.
Yulianto sumalyo, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm.223


ISTANA DAN BENTENG AL-HAMBRA DI GRANADA (PERIODE ABAD XIII-XIV)

Granada terletak di pegunungan dekat sierra Nevada di selatan barat Spanyol, terkenal sebagai ibu kota pemerintahan muslim terakhir. Alhmabra sebuah istana dalam benteng, merupakan salah satu peninggalan muslim di Spanyol terindah. Kompleks istana Alhambra dibangun dibangun di atas dataran tinggi Sabika berketinggian antara 740-220 mdpl. Alhambra dibangun oleh Muhammad I mulai 1238, dengan membangun saluran air dari sungai Darro untuk memsok air banyak dipakai terutama kolam dan air mancur dalam kompleks istana. Dinding keliling dibangun oleh anaknya Muammad II antara 1273 dan 1303. Pekerjaan selanjutnya terlihat jelas dalam prasasti oleh Yusuf I pada 1333 yang memperluas kompleks, termasuk menghias dinding. Di antara penguasa Muslim bermukim di Granada membangun dan mengembangkan Alhambra terpenting adalah Muhammad V yang mendirikan bagian paling indah dari Istana, dinamakan Taman Singa (Court of Lion)
Yulianto sumalyo, Arsitektur Masjid dan Monumen Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm.225


Pembangunan Kota
Aspek-aspek pembangunan fisik sangat mendapat perhatian pada mas Bani Umayyah. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan naurah (Spanyol: Noria). Disamping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
Pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan taman-taman. Diantara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota az-Zahra, Istana Ja'fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun, masjid Seville, dan istana al-Hamra di Granada.

a. Kota Damaskus
Kota Damaskus sebelum ditaklukkan bangsa arab adalah sebagai ibu kota pemerintahan kolonial Romawi. Kemudia Damaskus menjadi pusat pemerintahan Islam sejak masa Kekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Pada masa itu damaskus menjadi kota paling besar dan paling megah diwilayah pemerintahan Islam. Kota Damaskus memiliki delapan pintu gerbang yang di hiasi dengan menara tinggi, sehingga yag hendak menuju kesana sudah dapat melihatnya dari kejauhan. Pada Masa Umayah kota ini makin di percantik dengan istana Al Khadhra’, dinamai demikian karena warna ukiran dan catnya yang hijau. Ketika Al Walid menjadi Khalifah, Damaskus semakin dipercantik dengan gedung-gedung umum yang didirika disekitarnya, sehingga tindakan Al Walid ini telah menjadi buah bibir masyaraka luas.
Kota Damaskus banyak dialiri saluran air, seperti aliran air dari sungai Euphrat dengan sistem pengairan yang dirancang sedemikian rinci dimana kebanyakan air mancur yang ada di Damaskus merupakan hasil kreasi khusus dari sistem masa itu.

b. Kota Qairawan
Pembangunan kota ini dilatar belakangi oleh pengangkatan Uqbah bin Nafi’ Al Fihri sebagai gubernur Afrika pada Tahun 48 H oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Kemudian Uqbah menyeru agar orang-orang bar-bar yang telah masuk islam supaya menjadi anggota pasukan tentara yang diutus oleh Muawiyah. Kemudia Uqbah membangun sebuah kota perlindungan bagi pasukan tentara kaum muslimin dan harta kekayaannya dari serangan musuh, yakni dari penduduk setempat. Kemudian para tentara memilih Qairawan mengingat letaknya yang jauh dari pantai sehingga kum muslimin akan merasa aman dari serangan tentara Romawi. Selanjutnya Uqbah membuat master plan untuk gedung pemerintahan disana dan kaum muslimin membangun rumah masing-masing disekitarnya, dan mereka juga tidak ketinggalan membangun Masjid Jami. Kota Qairawan dilindungi oleh benteng yang terbuat dari tanah liat. Benteng ini dibuat oleh panglima Abbasi, Muhammad bin Al Asy’ats Al Khuza’i pada tahu 144 H.

c. Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsyik. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala'i, terdapat 491 masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.

d. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hambra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana az-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda dan lain-lain.

KALIGRAFI
Sejarah kaligrafi pada masa Umayyah tidak memiliki dokumentasi yang lengkap karena beberapa khalifah Abbasiyah yang menggantikannya dengan menghancurleburkannya. Namun ada seorang Arab yang telah membuat catatan  terbesar sepanjang peride pertumbuhan kaligrafi pada masa tersebut. Ia adalah Qutbah Al Muharrir, kaligrafi umayyah pertama yang paling lama bertahan dengan kecakapan luar biasa. Qutbah punya nama terhormat dalam banyak literature Arab, karena berhasil mewariskan 4 jenis kaligrafi penting, yaitu Thumar, Jalil, Nishf, dan Tsuluts.. Dia juga dikenal menulis sejarah dan bunga rampai Arab dan sangat masyhur terutama karena menghias miharab Masjid Nabawi dengan beragam ayat Al Qur’an yang ditulis dengan fan Jalil yang indah.
Selain Qutbah, para kaligrafer kenamaan lainnya adlah Khalid ibn Al Hayyaj, Khasynam dan Malik ibn Katsir. Khalid ibn Hayyaj sangat terkenal sebagai kaligrafer resmi Khalifah Al Walid ibn Abdil Malik yang telah menulis banyak mushaf Al Qur’an berukuran besar dengan fan Thumar dan Jalil.
Khalifah Abdul Malik ibn Marwan adalah tokoh utama yang mula-mula mencanangkan “Dekrit Arabisasi” di segala bidang. Ia memerintahkan pemberlakuan penggunaan kaligrafi Arab untuk kantor-kantor dan segenap pemakaian alat tulis Negara.
Abdul Malik digantikan oleh putranya Al Walid yang dianggap sebagai “bapak pelindung dan Pembina” seni kaligrafi yang mula-mula dalam sejarah Islam. Minatnya sangat tinggi dalam memperkenalkan khat Jalil dan Thumar pada penulisan mushaf-mushaf Al Qur’an.
Sirajuddin, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1985), hlm. 78-80

2 komentar:

Unknown mengatakan...

terimakasih.......

Anonim mengatakan...

Mangtaaaap benar