Hilangnya Pancasila Dari Sendi-Sendi Kehidupan Bangsa


Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.

Mencermati kehidupan berbangsa  di Indonesia saat ini, semakin jauh dari tuntunan Pancasila baik di kalangan pejabat maupun rakyat. Berbagai fakta telah terjadi sebagai tanda semakin hilangnya Pancasila di sendi-sendi kehidupan berbangsa.

Para pejabat negara yang seharusnya lebih memberikan teladan dalam mengamalkan Pancasil, namun yang terjadi justru sebaliknya. Pelanggaran nilai – nilai Pancasila kerap terjadi di kalangan pejabat negara. Korupsi adalah salah satu cerminan pelanggaran nilai – nilai Pancasila yang dilakukan para oknum pejabat. Begitu banyak kasus korupsi yang terjadi di negeri ini, mulai dari kasus – kasus besar seperti kasus Bank Century yang merugikan uang Negara triliunan rupiah, kasus Gayus Tambunan yang melahap uang pajak dari rakyat, kasus Nazarudin, kasus BLBI, kasus Nunun Nurbaeti dan begitu banyak kasus korupsi lainnya. Padahal jika kita lihat sila kelima Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, seharusnya pejabat Negara lebih mengedepankan kepentingan rakyat untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Tapi betapa bejadnya para pejabat kita yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan, memperkaya diri sendiri, tak peduli jutaan rakyat Indonesia yang masih kelaparan. Cerminan lain hilangnya Pancasila di sendi kehidupan para pejabat kita adalah kesewenang-wenangan dan ketidakadilan. Kasus terbaru yang mengiris hati kita yang di alami seorang anak berusia 15 tahun di Palu yang mencuri sandal berharga 35.000 milik seorang anggota polisi. Anak tersebut dimejahijaukan dan dinyatakan bersalah serta diancam hukuman 5 tahun. Coba bayangkan, mencuri sandal diancam hukuman 5 tahun tapi para koruptor yang mencuri uang rakyat miliaran rupiah hanya dijatuhi hukuman beberapa bulan saja, dan tidak hanya itu, para koruptor masih dapat menikmati kemewahan di dalam penjara. Keadilan di negeri ini hanya tajam ke bawah tapi masih tumpul ke atas. Pengadilan begitu tegasnya jika menghadapi rakyat kecil namun jika berhadapan dengan para pejabat, orang besar, keadilan begitu mudahnya dipermainkan. Kasus terakhir yang sangat menyedihkan adalah kasus bentrok di Bima. Masyarakat Bima memprotes adanya tambang di daerah mereka yang dirasa mengancam lingkungan, polisi mengerahkan anggotanya untuk membubarkan warga, begitu beringasnya polisi membubarkan warga dengan senjata yang berujung tewasnya 2 orang dan melukai puluhan orang. Polisi yang seharusnya melindungi masyarakat namun yang terjadi malah polisi seakan menganggap masyarakat musuh negeri yang harus dilenyapkan.

Hilangnya nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa juga terjadi dalam kehidupan rakyat biasa. Semakin maraknya bentrokan antar warga, antar suku yang seringkali hanya dilatarbelakangi masalah kecil. Kekerasan atas nama agama semakin marak terjadi di negeri ini, kerukunan antar umat beragama yang terkandung dalam Pancasila sudah tidak lagi diamalkan bangsa ini. Belum lagi moral pelajar negeri ini yang seringkali tawuran. Aspirasi mahasiswa dalam demo juga sering diwujudkan dengan tindakan kekerasan, seperti membakar ban di tengah jalan, memblokade jalan, menghadang bahkan membakar kendaraan yang lewat. Seakan sudah hilang citra masyarakat Indonesia yang terkenal ramah tamah.

Persatuan Indonesia, itulah bunyi Pancasila sila ketiga. Hendaknyalah kondisi bangsa yang begitu plural, baik itu agama, ras, suku, adat-istiadat, budaya dan bahasa bukan menjadi alasan untuk berpecah belah, untuk saling bermusuhan dan saling menyerang melainkan sebagai perekat untuk semakin bersatu memajukan bangsa Indonesia.

1 komentar:

paket promo umroh murah 2016 mengatakan...

hidup garuda pancasila. hidup indonesia!