Keutamaan Berdoa


Allah SWT Berfirman:

Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan doamu!  (QS. Al-Mu’min)

Ayat tersebut memerintahkan agar kita gemar berdoa kepada Allah SWT. Dan sebagai orang yang beriman, hendaklah kita mentaati perintah-perintah-Nya, termasuk mentaati perintah berdoa. Dengan berdoa, berarti kita merasa butuh dan menghajatkan pertolongan-Nya, berarti kita mengakui bahwa Dia adalah Dzat Yang Maha Kuasa untuk memberikan pertolongan. Inilah salah satu wujud pengakuan kita terhadap Tuhan.

Dengan demikian, berdoa adalah salah satu kewajiban bagi kita sebagai hamba Allah. Karena merupakan suatu kewajibanmaka berdoa adalah suatu perbuatan ibadah. Hal ini secara tegas telah dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya :

Doa adalah otak (inti) dari ibadah. (HR. Tirmidzi)

Kenyataannya, berbagai amalan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam, selalu berurusan dengan doa. Ketika memulai dan mengakhiri setiap pekerjaan, kita diperintahkan untuk berdoa, apalagi ketika kita menunaikan ibadah shalat! Setiap rukun dalam shalat selalu berintikan doa.

Demikian pentingnya doa dalam kehidupan umat manusia, sampai-sampai disabdakan oleh rasulullah saw bahwa doa adalah senjata bagi orang beriman, doa adalah tiang agama serta sebagai penerang langit dan bumi. Hal ini secara jelas disebutkan dalam sabda beliau:

Doa adalah senjata orang beriman , tiang agama dan penerang langit dan bumi. (HR. Tirmidzi)

Ayat yang telah disebutkan di awal pembahasan di atas menjanjikan kepada kita, bahwa setiap doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT, niscaya Dia akan mengabulkannya. Namun kita harus ingat, bahwa doa adalah bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Maka setiap kita berdoa, hendaknya hati dan pikiran kita benar-benar tertuju kepada-Nya. Jangan sekali-kali dalam berdoa hanya menyuarakan bunyi doa dengan lisan belaka, sedangkan hati dan pikiran sama sekali tidak ingat kepada-Nya. Di samping itu kita pun harus yakin bahwa doa yang kita panjatkan kepada-Nya pasti akan dikabulkan. Rasulullah saw bersabda:

Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan bahwa doa itu akan dikabulkan. Ketahuilah, bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa yang dipanjatkan dengan hati yang lalai dan lengah!  (HR. Tirmidzi dan Hakim)

Janji Allah untuk mengabulkan setiap doa para hamba-Nya niscaya ditepati. Tidak mungkin Ia ingkar janji! Namun harus kita sadari, bahwa terkabulnya doa itu bias sekaligus, mungkin dikabulkan pada saat kita telah terlupa, dikabulkan pada saat sakaratul maut sehingga kematian kita diringankan dari rasa sakit; atau mungkin dikabulkan di akhirat sebagai amal shaleh. Semua itu pada prinsipnya akan menjadi hal yang menggembirakan bagi setiap orang yang suka berdoa.

Selain itu, dalam berdoa kita harus mentaati adab dan memenuhi persyaratan, seperti menutup aurat, suci dari hadas besar, hadas kecil dan najis, berpakaian yang suci, memakan-makanan yang halal, pada waktu dan tempat yang mustajabah, dipanjatkan dengan penuh rasa takut kepada Allah, dimulai dengan membaca basmalah, shalawat dan hamdalah, memuji keagungan Allah, menyebut asma-asma Allah yang baik (Asma al-Husna), sebelumnya diawali dengan melakukan amal-amal saleh, dan seterusnya. Di samping itu, keyakinan bahwa doa yang dipanjatkan  itu pasti dikabulkan, memang tak boleh diabaikan.

Memang harus kita akui, bahwa masalah terkabulnya doa adalah masalah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah sendiri. Ia termasuk masalah ghaib. Terkabulkan atau tidaknya sebuah doa, di samping berkai dengan bagaimana si pendoa, juga berkait erat dengan Kehendak Yang Maha Kuasa. Kita hanya diwajibkan berdoa kepada-Nya! Maka dari itu, jangan sampai kita salah sangka. Kita berdoa berarti memohon keridhan Allah, bukan mendikte Kehendak-Nya! Kalaupun kita bertahun-tahun berdoa, namun kita merasa bahwa doa kita belum terkabul misalnya, maka tidak sepantasnya kita berprasangka buruk terhadap Kepastian dan Keadilan-Nya. Justru sebaliknya kita harus koreksi diri, apakah dalam berdoa kita telah mentaati adab-adabnya dan telah memenuhi persyaratannya atau belum. Dan juga kita harus berkeyakinan bahwa apapun yang ditakdirkan pada diri kita adalah yang terbaik menurut Allah. Kita harus ingat bahwa apa yang menurut kita baik, belum tentu baik pula menurut allah. Apa yang kita rasakan sebagai penderitaan mungkin justru merupakan kebaikan menurut Allah. Dan Yang Maha Mengetahui hakikat segala sesuatu, termasuk hakikat kebaikan dan keburukan tidak lain kecuali Allah sendiri.

Akhirnya, kita harus berserah diri secara total kepada Allah SWT, karena pada hakikatnya segala sesuatu hanya berjalan sesuai dengan kodrat-Nya. Namun sebagai hamba yang baik, kita wajib berusaha semaksimal munkgin dan berdoa dengan penuh keikhlasan. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa gemar berdoa dan termasuk orang-orang yang doanya mustajabah! Allahumma Amin, Ya Rabbal ‘Alamin!


Sumber :  Fuad Kauman & Drs. Nipan. 2003. Kisah-kisah Akhlak Terpuji. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

0 komentar: