Dikisahkan
oleh Fudhail bin ‘Iyadh dari Sufyan ats-Tsauri:
Ketika
aku menunaikan ibadah haji, aku melihat seorang yang senantiasa membaca
shalawat, baik ketika berada di Masjidil Haram, ketika thawaf mengelilingi Ka’bah,
ketika berada di ‘Arafah maupun ketika berada di Mina.
Maka
aku mencoba bertanya kepadanya: “Saudara, setiap tempat dalam manasik haji ini
masing-masing ada bacaan doanya tersendiri. Terus terang saya merasa heran,
mengapa engkau tidak memperbanyak doa-doa khusus itu dan tidak pula
memperbanyak shalat sunat? Kulihat kau hanya menyibukan diri dengan
memperbanyak bacaan shalawat”. Dia menjawab: “Tuan, saya punya kisah
tersendiri!” Kataku (Sufyan ats-Tsauri): “Cobalah engkau ceritakan kisah itu!”
Dia
pun berkisah:
Aku
berangkat menunaikan ibadah haji ini bersama-sama dengan ayahku dari Khurasan. Sesampainya
di Kufah, ayahku mendadak sakit dan ajal pun menjemputnya. Lalu wajah beliau
kututup dengan sehelai kain. Betapa terkejutnya diriku, karena saat kain itu
tersingkap, ternyata wajah ayahku telah berubah menjadi wajah keledai. Aku kebingungan
dan sedih melihatnya! Aku malu untuk memberitahukan kepada orang lain, karena
ayahku berubah amat memalukan.
Ketikan
rasa bingungku telah memuncak, tiba-tiba aku merasa mengantuk hingga tertidur. Dalam
tidur itu seolah aku didatangi oleh seseorang yang Nampak segar bugar dan
tampan rupawan. Orang itu memakai tutup wajah, dan ketika tutup wajahnya dibuka
dia menegurku: “Saudara, mengapa engkau bersusah hati?” Kataku: “Bagaimana aku
tidak susah menghadapi ujian ini?” Maka dia menghampiri mayat ayahku dan dengan
lembut mengusap wajahnya. Kemudian akupun mendekatinya dan membuka kain di
wajahnya, ternyata wajah ayahku tidak hanya kembali seperti semula, tetapi
telah berubah menjadi cemerlang berbinar rekah laksana bulan purnama.
Di
tengah kebahagiaan yang tak terlukiskan itu, aku mencoba bertanya kepada lelaki
tersebut: “Tuan, siapakah sebenarnya tuan ini?” Jawabnya: “Aku adalah manusia
terpilih (Muhammad)”. Maka aku pegangi ujung kain beliau sembari bertanya: “Demi
Hak Allah Ta’ala, kumohon baginda berkenan menceritakan hal ihwal ayahku ini!”
Kemudian
beliau menjelaskan:
Ketahuilah
bahwa ayahmu ini termasuk pemakan riba. Dan diantara kpeutusan Allah adalah
bahwa setiap pemakan riba, di akhirat kelak wajahnya akan berubah menjadi wajah
keledai. Bahkan sejak di dunia pun telah dirubah menjadi berwajah keledai
seperti ayahmu ini. Namun Allah Ta’ala telah mengijinkan diriku untuk memberikan
syafaat ekpada ayahmu dan wajahnya menjadi pulih seperti semula. Hal ini karena
setiap menjelang tidur dia selalu membaca shalawat untukku seratus kali. Ketika
hal ini diketahui oleh para malaikat, maka mereka memberitahukannya kepada ku. Lalu
aku memohon kepada Allah agar Dia berkenan memberikan izin kepadaku untukku
memberikan syafaat kepada ayahmu, berkat ketekunannya membaca shalawat.
0 komentar:
Posting Komentar