PENDAHULUAN
Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi yang tersembunyi dalam dirinya. Oleh karena itu, peran motivasi sangatlah penting untuk mengembangkan potensi yang tersembunyi tersebut. Pada dasarnya motivasi merupakan suatu dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Sehingga perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi berhubungan factor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi pada diri mansuia. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi yang tersimpan dalam diri seseorang, agar dapat diwujudkan dalam tindakan nyata secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan yang ingin dicapainya.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku mansuia supaya mau bekerja keras secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal. Seseorang dapat mengembangkan kemampuannya dan mampu mencapai tujuannya karena didasari oleh motivasi.
PEMBAHSAN
Pengertian Motivasi
Secara etimologis, Winardi (2002:1) menjelaskan istilah motivasi berarti hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Ali, sebagaimana dikutip Arep dan Tanjung (2004:12) mendefinisikan motif sebagai sebab-sebab yang menjadi dorngan tindakan seseorang. Berendom dan Stainer dalam Sedarmayanti (2000:45), mendefinisikan motivasi sebagai kondisi mental yang mendorong aktivitas dan member energy yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan member kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Mathis dan Jackson (2000:89) mengemukakan motivasi merupakan hasrat di dalam seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Wahjosumidjo (1984:50) mengemukakan motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
Secara terminology, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang utnuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Teori – Teori Motivasi
Secara umum, teori motivasi dibagi dlaam dua kategori, yaitu teori kandungan (content), yang memusatkan perhatian pada kebutuhan dan sasaran, tujuan dan teori proses, yang banyak berkaitan dengan bagaiman orang berperilaku dan mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu. Hal paling penting dari kedua teori itu seperti tertera di bawah ini
1. Hierarki Kebutuhan Maslow
Hierarki ini didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang telah memuaskan satu tingkatan kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Maslow mengemukakan lima tingkat kebutuhan sebagai berikut
a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, seperti makan dan minum, karena secara umum mansuia tanpa makan dan minum akan mati.
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan serta merasa terjamin.
c. Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebutuhan Sosial
Cinta kasih dan kasih saying yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.
d. Kebutuhan akan Penghargaan
Dalam kaitannya dengan pekerjaan, hal ini berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui sebagai yang bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dpaat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar.
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini ditempatkan paling atas pada hierarki. Ketika kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya. Tahap terakhir inimungkin tercapai hanya oleh bebrapa orang.
2. F.W. Taylor dan Manajemen Ilmiah
Pendekatan ini memusatkan perhatian membuat pekerjaan seefektif mungkin dengan merampingkan metode kerja, dan penilaian pekerjaan. Pekerjaan dibagi-bagi ke dalam berbagai komponen, diukur dengan menggunakan teknik-teknik penelitian pekerjaan dan diberi imbalan sesuai dengan produktifitas. Dengan pendekatan ini, motivasi yang disebabkan imbalan keuangan dapat dicapai dengan memenuhi sasaran-sasaran keluaran. Pemikiran inilah yang melatarbelakangi sebagian besar penelitian pekerjaan yang didasarkan pada skema imbalan (insentif).
3. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbahan (Existence, Relatedness, and Growth ERG) Aldefer
Aldefer merumuskan kembali hierarki Maslow dalam tiga kelompok, yang dinyatakan sebagai Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbahan (Existence, Relatedness, and Growth ERG), yaitu:
a. a. Kebutuhan akan Keberadaan
Adalah semua kebutuhan yang berkaitan dengan keberadaan manusia yang dipertahankan.
b. b. Kebutuhan Keterkaitan
Adalah kebutuhan yang berkaitan dengan hubungan kemitraan.
c. c. Kebutuhan Pertumbuhan
dalah kebutuhan yang berhubungan dengan perkembangan potensi perorangan.
Menurut teori ERG, semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama. Kalau satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan, seseorang kelihatannya kembali ke tingkat lain.
4. Teori Manusia Kompleks
Kebanyakan teori motivasi menganggap orang termotivasi oleh suatu jenis pendorong. Model utamanya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. a. Manusia Ekonomi, yang termotivasi terutama oleh imbalan keuangan.
b. b. Mansuia Siosial, yang motivasinya dipengaruhi terutama oleh sifat hubungan kemitraan dalam pekerjaan
c. c. Manusia yang Mengaktualisasikan Diri, seperti yang dinyatakan dalam Hierarki Maslow.
JENIS - JENIS MOTIVASI
Dilihat dari sudut sumber yang menimbulkannya, motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbulnya tidak memrlukan rangsangan dari luar. Ini dikarenkan telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Motivasi intrinsik terdiri dari dorongan dan minat individu untuk melakukan sesuatu aktivitas tanpa mengharap ataupun meminta ganjaran. Sebagaimana yang telah dikatakan, Brunner (1996) mengaitkan motivasi intrinsik ini dengan naluri ingin tahu dan dorongan mencapai kesuksesan dalam hidup.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang mengacu factor-faktor dari luar yang biasanya berupa penghargaan, pujian, hukuman atau celaan. Motivasi ekstrinsik diwujudkan rangsangan dari luar dengan tujuan menggerakkan individu supaya melakukan sesuatu aktivitas yang membawa faedah kepanya.
PERANAN MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar, yaitu:
1. Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipeecahkan berkat bantuan ha-hal pernah dilaluinya. Sesuatu yang dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkataan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat belajar.
2. Peran Motivasi dalam Menentukan Tujuan Belajar
Peran Motivasi dalam Menentukan Tujuan Belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar.Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
PERANAN MOTIVASI DALAM BELAJAR
Menurut Martoyo (2000) motivasi kinerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja.
Sesuatu perusahaan dalam melakasankan kegiatannya, baik perusahaan yang bergerak di bidang pabrikan maupun jasa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang harus diperhatikan bersama yaitu bahwa keberhasilan berbagai aktivitas di dalam perusahaan dalam mencapai tujuan bukan hanya bergantung pada keunggulan teknologi, dana operasi yang tersedia, sarana ataupun prasaran yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada aspek sumber daya manusia.
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang diharapakan organisasi dapat memberikan andil positif terhadap semua kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya, setiap karyawan diharapakan nantinya akan meningkatkan disiplin kerja yang tinggi. Motivasi merupakana hal yang sangat penting untuk perhatikan oleh pihak manajemen bila mereka menginginkan setiap karyawan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan, karena dengan motivasi, seorang karyawan akan memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanpa motivasi, seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui standar karena apa yang menjadi motif dan motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi.
Menurut Hasibuan (1995:109-110) ada beberapa factor yang mendorong motivasi kerja pegawai, yaitu:
a. Gaji yang cukup dapat memuaskan kebutuhan fisiologis, sosial dan egoistis
b. Pekerjaan aman yang secara ekonomis, artinya memperoleh penghasilan yang teratur (adanya jaminan pension)
c. Rekan sekerja yang kompak
d. Penghargaan atas pekerjaan yang dilakasanakan
e. Kesempatan untuk amju (membangun karir dan bakat)
f. Kondisi kerja yang aman, nyaman dan menarik
g. Pimpinan yang adil bijakasan, tidak memihak siapapun dan tidak membeda-bedakan pegawainya.
DAFTAR PUSTAKA
Davies, Ivon K. 1991. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Uno, Hamzah B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
0 komentar:
Posting Komentar