Sampai pada saat ini, aksi terorisme masih merajalela. Seringkali terorisme dikaitkan dengan agama Islam karena kebetulan pelaku terorisme itu orang yang bergama Islam. Masih lekat sekali di ingatan kita, pada tanggal 12 Oktober 2002 bom mengguncang Bali yang hakikatnya mengguncang Indonesia. Dimana tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia. Dan belum bom-bom lain yang terjadi di Indonesia.
Seringkali orang-orang khususnya dunia bara mengalamatkan terorisme ke agama Islam. Padahal jika kita lihat, aksi-aksi terorisme tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang beragama Islam saja. Namun mengapa, kebanyakan orang ketika mendengar kata teroris, secara otomatis mengaitkan dengan agama Islam? Apakah benar agama Islam agama Teroris? Apakah agama Islam tidak cinta damai? Kesalahan dalam memahami ajaran agama tidak dapat dijadikan alasan untuk menyebut bahwa agama tersebut agama yang tidak baik.
Pertanyaan itu semua sedikitpun tidak pantas dialamatkan ke agama Islam, Kenapa? Fakta sejarah telah membuktikan bahwa agama islam adalah agama cinta damai, agama rahmatan Lil 'alamin. Sebagaimana kita ketahui, Baginda Sayyidina Muhammad saw menyebarkan risalah Islam dengan penuh kedamaian, dengan penuh akhlak yang lemah lembut baik kepada sesama muslim maupun kepada yang non muslim. Coba kita ingat, bagaimana Rasulullah saw dilempari dengan batu dan kotoran onta ketikan berdakwah, saat itu malaikat Jibril menawarkan untuk menimpakan gunung ke kaum yang berbuat kurang ajar kepada utusan Allah tetapi Rasul saw menolak tawaran malaikat Jibril itu dengan alasan karena mereka tidak tahu dan dengan harapan semoga dari keturunan kaum itu, entah anaknya, cucunya dan seterusnya ada yang akan beriman kepada Allah swt. Begitu luhurnya akhlaknya Nabi Muhammad saw. Kalau memang agama Islam tidak cinta damai, mungkin saja saat itu Rasul saw menerima tawaran malaikat Jibril untuk membinasakan kaum tersebut, namun Rasul saw tidak demikian, beliau menyebarkan risalah Islam dengan kedamaian. Jika terjadi peperangan dalam sejarah penyebaran risalah Islam oleh rasulullah saw, itu semata-mata untuk membela diri, untuk mempertahankan diri. Bahkan dalam peperangan Rasul saw sangat menjunjung tinggi akhlak dalam berperang. Amanat yang beliau sampaikan saat akan berperang, Rasul saw melarang membunuh kaum wanita dan anak-anak, dilarang membunuh orang yang tidak membawa senjata, dilarang membunuh orang yang sedang berada di tempat ibadah mereka. Begitu indahnya akhlak yang diajarkan Islam, bahkan dalam peperanganpun tetap menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Lantas apakah agama yang mengajarkan seperti itu pantas dikatakan agama teroris? pantas dikatakan agama yang tidak cinta damai.
Begitu juga sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Islam masuk ke Indonesia tidak dengan kekerasan, tidak melalui peperangan, tidak disertai dengan kolonialisme atau penjajahan. Para mubaligh menyebarkan risalah Islam dengan damai, dengan melalui perdagangan, melalui perkawinan. Sedangkan coba kita llihat, bagaimana agama Kristen masuk ke Indonesia. Agama Nasrani masuk ke Indonesia melalui penjajahan, kolonialisme dan peperangan. Hal itu tidak dilakukan oleh ulama-ulama terdahulu kita yang menyebarkan agama Islam karena mereka yakin bahwa agama Islam adalah agama yang apabila orang masuk akan selamat baik di dunia maupun akhirat, akan merasakan kedamaian dan ketenangan. Jika tujuan dari agama Islam seperti itu tentu tidak mungkin penyebarannya dengan kekerasan melainkan dengan kedamaian dan kelembutan.
Ratusan tahun sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Deklarasi HAM PBB, Islam telah menerapkan Hak Azazi Manusia. Sebelum Islam muncul, kita tahu bagaimana nasib kaum wanita di Arab. Kaum wanita menjadi kaum yang sangat tidak dihargai. Banyak dari orang Arab, Apabila melahirkan anak dengan kelamin perempuan maka bayi itu akan dikubur hidup-hidup karena memiliki anak perempuan merupakan aib bagi keluarga tersebut. Tidak hanya itu, banyak suami-suami yang menjadikan istrinya taruhan dalam berjudi. Begitu hinanya nasib kaum wanita pada masa itu. Namun setelah Islam muncul, nasib kaum wanita sangat dihargai dan dihormati . Bahkan salah satu surat dalam Kitab Suci Al-Qur'an namanya An-Nisa yang artinya wanita. itu menandakan bahwa kaum wanita sangat dimuliakan dalam Islam. Dan tidak cukup itu saja, dalam sabdanya Rasul saw ketika ditanya seseorang,"siapa yang harus didahulukan untuk dihormati?", maka Rasul saw menjawab,"Ibumu". orang itu tanya lagi,"lalu siapa?", Rasul saw menjawab,"Ibumu", orang itu bertanya lagi, "Lalu siapa lagi ya Rasul?", Rasul saw menjawab,"Ibumu". Kemudian orang itu bertanya lagi,"Lalu siapa lagi?", Rasul saw menjawab, "Bapakmu". Dari peristiwa tersebut dapat kita pahami jika Rasul saw sangat mengajarkan kita untuk jauh lebih menghormati ibu daripada bapak. Dan itu juga menandakan jika Rasul saw mengajarkan kita untuk menghargai, menghormati dan memuliakan kaum wanita.
Jadi menurut saya, pandangan orang-orang yang menganggap bahwa Islam itu agama teroris, agama yang tidak cinta damai adalah anggapan yang sangat tidak benar. Namun juga perlu kita maklumi terhadap orang-orang yang memiliki anggapan seperti itu karena ketidaktahuan mereka tentang Islam.
1 komentar:
nice post
Posting Komentar